Rasulullah SAW bersabda, "Orang beriman itu bersikap ramah
dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lain."
(HR Thabrani dan Daruquthni, dari Jabir RA).
dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lain."
(HR Thabrani dan Daruquthni, dari Jabir RA).
Ramah adalah sikap pemikiran dan tingkah-laku seseorang yang berusaha untuk menyenangkan orang lain. Ramah adalah termasuk dari salah satu sifat mahmudah atau akhlak karimah. Sifat dan sikap ramah ini adalah menjadi sikap para Nabi dan para Rasul, orang-orang yang soleh dan orang-orang yang mulia.
Kesan yang didapati dari sikap ramah adalah sesiapapun yang bergaul dan bersahabat dengannya, tentu mereka akan merasakan nikmat, keindahan, ketenangan bahkan jika ditinggalkan dia akan menimbulkan kerinduan yang amat mendalam.
Sikap ramah ini pernah ditunjukkan oleh Nabi Sallallahu 'alaihi wassalam dapat mengubah masyarakatnya dari masyarakat yang biadab menjadi masyarakat yang beradab, dari masyarakat yang sesat berubah menjadi masyarakat yang beriman, dan dari masyarakat yang hina berubah menjadi masyarakat yang mulia.
Sebaliknya juga kita sering menjumpai orang yang tidaklah secantik wajahnya, tidaklah tinggi kedudukannya, namun mereka ini bersikap ramah, bersahaja, murah senyum, bersikap sopan maka dengan sendirinya ia akan memperindahkan wajahnya dan meninggikan darjatnya dan sikap itulah yang akan menimbulkan daya tarik bagi orang lain.
Orang bersikap ramah hakikatnya tumbuh dari kalbu yang amat dalam, tanpa ada tekanan, tanpa dibuat-buat, tetapi itu merupakan tekad dalam jiwanya dan pilihan hidupnya, bahawa dia mesti bersikap ramah pada orang lain.
Diantara keajaiban ramah ialah ia akan menumbuhkan kesenangan, sebab menurut Gimnistiar bahawa kesusahan itu hakikatnya bukan dari masalah yang dihadapi, tetapi ia timbul dari sikap kita dalam menerima masalah tersebut.
Temuilah setiap orang dengan sopan dan santun, dan sapalah dengan ramah dan penuh penghormatan, nescaya akan melahirkan keajaiban yang luar biasa.
Nabi S.A.W menaburkan kasih sayang, menghidupkan sikap tolak ansur, membiasakan tolong-menolong dan hormat-menghormati. Itu semua menjadi kekuatan Nabi S.A.W dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapinya. Dengan demikian wajar jika Nabi S.A.W dalam keadaan sihat sepanjang masa.
Sikap ramah tidak hanya menimbulkan kesihatan jasmaniyah juga ia akan melahirkan kesihatan rohaniyah. Orang yang ramah, ia akan melenyapkan sifat-sifat yang tidak terpuji. Keramahan akan melenyapkan sikap dendam, hasad dengki, dan sikap ramah juga dapat menghilangkan sikap kikir.
Didalam AlQuran terdapat cara untuk menundukkan hati keras adalah dengan kelembutan, bersikap lemah-lembut dan menyebarkan sikap kasih-sayang.
K.H Musthafa Bisri seorang penyair yang terkenal pernah mengatakan "Api tidak dapat dipadamkan dengan api." Syair tersebut tersirat makna bahawa kemarahan tidak dapat dihilangkan dengan kemarahan, sebaliknya ia hanya akan dapat diselesaikan dengan sikap ramah dan kasih-sayang.
Didalam Islam silatulrahim adalah perkara yang sangat dianjurkan bahkan Allah mengancam akan memberi siksaan kepada hambaNya yang memutuskan hubungan silatulrahim, dan dalam keadaan yang sama orang yang mahu memperkukuhkan hubungan silatulrahim, mereka akan dipanjangkan umurnyadan dimurahkan rezekinya.
Oleh sebab itu, kita perlu mengeratkan hubungan silatulrahim, sebab ia akan memberikan kebaikan di dunia dan di Akhirat. Oleh itu di antara cara untuk memperbaiki hubungan silatulrahim adalah dengan bersikap ramah.
Jikalau sikap kasih-sayang telah ada pada seseorang, maka ia akan tampak indah, orang lain akan menyukainya, sebaliknyajika hilang sikap ramah itu hilang dari seseorang tersebut, maka ia akan dijauhkan dari orang ramai.
Begitu juga bagi sesebuah keluarga, jika bersikap ramah dengan kaum kerabat, maka ia akan menjadi tali pengikat yang kuat untuk menyatukan hubungan silaturrahim, sebab ia akan melahirkan perasaan suka, ingin melindungi dan membela, tetapi jika sebaliknya yang terjadi, iaitu terjadinya hubungan yang saling bertentangan, saling injak-menginjak, saling benci membenci atau saling marah dan hasad menghasad, pasti ianya akan merosakkan hubungan silaturrahim. Dan jika benar-benar telah pecah hubungan silaturrahim, ia bermakna mendapat bencana yang amat besar.
Dengan ramah, kita akan banyak kawan, dengan ramah hubungan kekeluargaan akan semakin erat, dengan ramah kita akan disukai semua makhluk, dengan ramah kita akan dijauhkan dari mara bahaya dan dengan ramah kita pula akan murah rezeki.
Demikianlah keajaiban ramah semoga kita dapat melakukannya. Amin.
Petikan dari: MUKHLAS ASY-SYARKANI AL-FALAHI "KEAJAIBAN IBADAH membongkar Rahsia dan Hikmah Ibadah".
No comments:
Post a Comment